Lesbianisme adalah ketertarikan seksual antara wanita dan wanita, alias homoseksual pada wanita. Penyebabnya sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Diduga karena factor gen (5-10%), factor biologis, dan factor lingkungan (70%) .
Seseorang dapat terangsang karena secara visual, melalui mata, atau auditory, telinga, otak, mendapatkan rangsangan-rangsangan. Missal tubuh yang seksi, suara-suara yang mendesah, dan lain-lain. Untuk mengatasi hal itu, coba kamu berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Di samping itu, coba hindari sumber timbulnya rangsangan tersebut. Misalnya nonton film porno.
Mengapa para perempuan ini mengubah orientasi seksual mereka setelah menjalani pernikahan normal, padahal konsekuensinya tidak main-main ? ? ?
Menurut Dr Ceri Parsons dari Staffordshire University, Inggris, ada konsekuensi psikologis dan sosial yang harus dihadapi para perempuan ini. “Perempuan saat ini merasa lebih mudah menjalani hubungan sesama jenis karena beberapa alasan: masyarakat memilih posisi yang lebih liberal. Umumnya orang lebih waspada dengan lesbianisme.
Tampaknya ada peningkatan dalam relasi lesbian, tetapi mungkin ini hanya karena mereka sekarang lebih terlihat,” katanya.
Untuk satu hal, Parsons sepakat dengan kesimpulan studi tersebut, yaitu bahwa orientasi seksual perempuan bisa berubah. Pada saat tertentu perempuan bisa merasa heteroseksual, dan saat yang lain bisa mengidentifikasi dirinya sebagai lesbian.
Psikolog yang lain mengatakan bahwa perempuan bisa saling tertarik satu sama lain karena adanya empati sosial dan kemampuan untuk saling mencurahkan perasaan. “Perempuan cenderung memiliki hubungan yang dekat dengan perempuan lain daripada pria dengan pria lain,” ungkap Profesor Marilyn Davidson, psikolog di Manchester Business School.
No comments:
Post a Comment